Rabu, 17 Desember 2014

Terbelit Utang Riba Ratusan Juta, Bagaimana Cara Melunasinya?

Bagaimana cara melunasi utang riba ratusan juta rupiah? Ini jumlah yang begitu banyak. Namun demikianlah sebagian orang gemar berutang, bahkan memiliki kartu kredit yang begitu banyak yang berisi utang ratusan juta rupiah.

Yang Namanya Utang Tidak Mengenakkan

Kami selalu ingatkan bahwa utang itu tidak mengenakkan hidup. Hidup jadi tidak tenang. Apalagi jika utang sudah menumpuk dan terus dikejar debt collector. Pasti tidur dan istirahat jadi tidak mengenakkan dan tidak tenang. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ
Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan utangnya hingga dia melunasinya.” (HR. Tirmidzi no. 1078 dan Ibnu Majah no. 2413. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Asy Syaukani berkata, “Hadits ini adalah dorongan agar ahli waris segera melunasi utang si mayit. Hadits ini sebagai berita bagi mereka bahwa status orang yang berutang masih menggantung disebabkan oleh utangnya sampai utang tersebut lunas. Ancaman dalam hadits ini ditujukan bagi orang yang memiliki harta untuk melunasi utangnya lantas ia tidak lunasi. Sedangkan orang yang tidak memiliki harta dan sudah bertekad ingin melunasi utangnya, maka ia akan mendapat pertolongan Allah untuk memutihkan utangnya tadi sebagaimana hal ini diterangkan dalam beberapa hadits.” (Nailul Author, 6: 114).
Bentuk jelek lainnya yang timbul dari banyak berutang, yang namanya utang mengajarkan orang untuk mudah berbohong. Dari ‘Urwah, dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَانَ يَدْعُو فِى الصَّلاَةِ وَيَقُولُ « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ » . فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مِنَ الْمَغْرَمِ قَالَ « إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ .
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdo’a di dalam shalat: Allahumma inni a’udzu bika minal ma’tsami wal maghrom (Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak utang).” Lalu ada yang berkata kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kenapa engkau sering meminta perlindungan dari utang?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Jika orang yang berutang berkata, dia akan sering berdusta. Jika dia berjanji, dia akan mengingkari.” (HR. Bukhari no. 2397 dan Muslim no. 589).
Al Muhallab mengatakan, “Dalam hadits di atas terdapat dalil tentang wajibnya memotong segala perantara yang menuju pada kemungkaran. Yang menunjukkan hal ini adalah do’a Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berlindung dari utang dan utang sendiri dapat mengantarkan pada dusta.” (Syarh Al Bukhari karya Ibnu Baththol, 12: 37).
Realita yang ada itulah sebagai bukti. Orang yang berutang seringkali berdusta ketika pihak kreditur datang menagih, “Kapan akan kembalikan utang?” “Besok, bulan depan”, sebagai jawaban. Padahal itu hanyalah dusta dan ia sendiri enggan melunasinya.

Cara Melunasi Utang Riba

Berikut adalah beberapa kiat yang bisa kami utarakan dan semoga bermanfaat.

1- Taubat dari riba

Agar mudah mendapatkan pertolongan Allah, harus mengakui bahwa berutang dengan cara riba adalah dosa. Bahkan pelakunya atau nasabah utang riba terkena laknat. Dari sahabat Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba (rentenir), penyetor riba (nasabah yang meminjam), penulis transaksi riba (sekretaris) dan dua saksi yang menyaksikan transaksi riba.” Kata beliau, “Semuanya sama dalam dosa.” (HR. Muslim no. 1598).
Kalau demikian yang pertama dilakukan adalah bertaubat. Taubat yang sungguh-sungguh adalah bertekad tidak ingin meminjam uang dengan cara riba lagi. Allah Ta’ala memerintahkan untuk melakukan taubat yang tulus,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At Tahrim: 8)
Hudzaifah pernah berkata,
بحسب المرءِ من الكذب أنْ يقول : أستغفر الله ، ثم يعود
“Cukup seseorang dikatakan berdusta ketika ia mengucapkan, “Aku beristighfar pada Allah (aku memohon ampun pada Allah) lantas ia mengulangi dosa tersebut lagi.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 411).
Ibnu Rajab Al Hambali berkata, “Terlarang seseorang mengucapkan ‘aku bertaubat kepada Allah’ lantas ia mengulangi dosa tersebut kembali. Karena taubat nashuha (taubat yang sejujurnya) berarti seseorang tidak mengulangi dosa tersebut selamanya. Jika ia mengulanginya, maka perkataannya tadi ‘aku telah bertaubat’ hanyalah kedustaan.” (Idem).
Namun menurut mayoritas ulama berpendapat bahwa sah-sah saja seseorang mengatakan aku telah bertaubat, lalu ia bertekad tidak akan melakukan maksiat itu lagi. Kalau ia mengatakan, “Aku tidak akan mengulangi dosa tersebut lagi”, maka itulah yang ia tekadkan saat itu. (Idem)
Yang terpenting adalah tekad tidak akan berutang dengan cara riba lagi.

2- Perbanyak istighfar karena memohon ampun pada Allah itulah yang akan memudahkan rezeki

Terdapat sebuah atsar dari Hasan Al Bashri rahimahullah yang menunjukkan bagaimana faedah istighfar yang luar biasa.
أَنَّ رَجُلًا شَكَى إِلَيْهِ الْجَدْب فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، وَشَكَى إِلَيْهِ آخَر الْفَقْر فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، وَشَكَى إِلَيْهِ آخَر جَفَاف بُسْتَانه فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، وَشَكَى إِلَيْهِ آخَر عَدَم الْوَلَد فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، ثُمَّ تَلَا عَلَيْهِمْ هَذِهِ الْآيَة
“Sesungguhnya seseorang pernah mengadukan kepada Al Hasan tentang musim paceklik yang terjadi. Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.
Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau tentang kemiskinannya. Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.
Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau tentang kekeringan pada lahan (kebunnya). Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.
Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau karena sampai waktu itu belum memiliki anak. Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.
Kemudian setelah itu Al Hasan Al Bashri membacakan surat Nuh,
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا ) 12(
Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12). (Riwayat ini disebutkan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, 11: 98)
Jadi, istighfar adalah pembuka pintu rezeki dan pembuka jalan agar terlepas dari utang yang memberatkan.

3- Jual aset tanah, rumah atau kendaraan

Sebagian orang sebenarnya punya aset yang berharga dan itu bisa digunakan untuk melunasi utang riba ratusan juta. Namun karena saking hasratnya tetap harus memiliki harta jadi utang tersebut terus ditahan. Padahal jika tanah, rumah atau kendaraan sebagai aset yang ia miiki dijual, maka akan lunas semua utangnya. Ingatlah, orang yang serius untuk melunasi utangnya akan ditolong oleh Allah. Sebaliknya yang enggan lunasi padahal punya aset dan mampu melunasi, tentu akan jauh dari pertolongan Allah.
Dulu Maimunah ingin berutang. Lalu di antara kerabatnya ada yang mengatakan, “Jangan kamu lakukan itu!” Sebagian kerabatnya ini mengingkari perbuatan Maimunah tersebut. Lalu Maimunah mengatakan, “Iya. Sesungguhnya aku mendengar Nabi dan kholil-ku (kekasihku) shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدَّانُ دَيْنًا يَعْلَمُ اللَّهُ مِنْهُ أَنَّهُ يُرِيدُ أَدَاءَهُ إِلاَّ أَدَّاهُ اللَّهُ عَنْهُ فِى الدُّنْيَا
Jika seorang muslim memiliki utang dan Allah mengetahui bahwa dia berniat ingin melunasi utang tersebut, maka Allah akan memudahkannya untuk melunasi utang tersebut di dunia”. (HR. Ibnu Majah no. 2399 dan An Nasai no. 4686. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih kecuali lafazh “fid dunya” -di dunia-)
Juga terdapat hadits dari ‘Abdullah bin Ja’far, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الدَّائِنِ حَتَّى يَقْضِىَ دَيْنَهُ مَا لَمْ يَكُنْ فِيمَا يَكْرَهُ اللَّهُ
Allah akan bersama (memberi pertolongan pada) orang yang berutang (yang ingin melunasi utangnya) sampai dia melunasi utang tersebut selama utang tersebut bukanlah sesuatu yang dilarang oleh Allah.” (HR. Ibnu Majah no. 2400. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Jadi, orang yang serius melunasi utangnya akan ditolong oleh Allah.

4- Lebih giat lagi untuk bekerja

Dengan makin kiat bekerja dan terus memperhatikan nafkah keluarga, maka Allah akan memberikan ganti dan memberikan jalan keluar. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا ، وَيَقُولُ الآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa, “Ya Allah berikanlah ganti pada yang gemar berinfak (rajin memberi nafkah pada keluarga). Malaikat yang lain berdoa, “Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah (memberi nafkah).” (HR. Bukhari no. 1442 dan Muslim no. 1010)

5- Bersikap lebih amanat

Semakin kita amanat, maka semakin orang akan menaruh kepercayaan kepada kita. Semakin tidak amanat, maka kita sendiri yang akan mendapatkan kesusahan. Itu realita yang terjadi di tengah-tengah kita. Kalau dalam masalah utang, kita bersikap amanat dalam mengembalikannya, maka tentu orang akan terus menaruh rasa percaya dan bisa saja tidak dikenakan riba saat peminjaman.
Sifat amanah dalam berutang sudah barang tentu wajib dimiliki. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَدِّ الأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ
Tunaikanlah amanat kepada orang yang menitipkan amanat padamu.” (HR. Abu Daud no. 3535 dan At Tirmidzi no. 1624, hasan shahih)

6- Bersikap hidup lebih sederhana dan qana’ah

Dengan bersikap hidup sederhana kala terlilit utang, maka akan mengurangi pengeluaran dan akhirnya lebih diprioritaskan pada pelunasan utang. Sifat qana’ah yaitu merasa cukup dan bnar-benar bersyukur dengan rezeki yang Allah beri sunggu akan mendatangkan kebaikan. dari ’Abdullah bin ’Amr bin Al ’Ash, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ هُدِىَ إِلَى الإِسْلاَمِ وَرُزِقَ الْكَفَافَ وَقَنِعَ بِهِ
Sungguh beruntung orang yang diberi petunjuk dalam Islam, diberi rizki yang cukup, dan qana’ah (merasa cukup) dengan rizki tersebut.” (HR. Ibnu Majah no. 4138, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

7- Perbanyak doa yang dicontohkan Rasul

Ada dua doa yang bisa membantu agar terlepas dari sulitnya utang.
a- Doa agar tidak terlilit utang
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ
Allahumma inni a’udzu bika minal ma’tsami wal maghrom [Artinya: Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan sulitnya utang] (HR. HR. Bukhari no. 2397 dan Muslim no. 589).
b- Doa agar lepas dari utang sepenuh gunung
Dari ‘Ali, ada seorang budak mukatab (yang berjanji pada tuannya ingin memerdekakan diri dengan dengan syarat melunasi pembayaran tertentu) yang mendatanginya, ia berkata, “Aku tidak mampu melunasi untuk memerdekakan diriku.” Ali pun berkata, “Maukah kuberitahukan padamu beberapa kalimat yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkannya padaku yaitu seandainya engkau memiliki utang sepenuh gunung, maka Allah akan memudahkanmu untuk melunasinya. Ucapkanlah doa,
اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
“Allahumak-finii bi halaalika ‘an haroomik, wa agh-niniy bi fadhlika ‘amman siwaak” [Artinya: Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu] (HR. Tirmidzi no. 3563, hasan menurut At Tirmidzi, begitu pula hasan kata Syaikh Al Albani)

8- Meminjam uang pada orang lain untuk melunasi utang riba

Dalam Liqa’ Al Bab Al Maftuh (194: 12), Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata, “Setiap orang wajib berlepas diri dari riba tersebut sesuai dengan kemampuannya karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melaknat pemakan riba (rentenir) dan orang yang menyerahkan riba (nasabah). Boleh jadi dia meminta pinjaman utang dari saudara atau kerabatnya untuk melunasi utang bank tersebut agar gugur darinya riba. Yang terpenting adalah dia harus tetap merencanakan hal ini. Jika tidak mungkin, maka dia berusaha meminta pada bank agar jangan ada lagi tambahan riba. Akan tetapi setahu kami, bank tidak mungkin menyetujui hal ini.”
Tentu saja pinjaman tersebut bisa diperoleh jika kita punya sifat amanat dan bisa mendapatkan kepercayaan dari orang lain.
 
Hanya Allah yang memberi taufik.

 

Selasa, 16 Desember 2014

10 Trik yang Akan Membantu Kamu Jauh Lebih Produktif 

Setiap dari kita yang memiliki kesibukan atau sedang fokus mengejar sesuatu, waktu adalah hal yang penting. Kita akan merasa salah, gagal atau menyesal ketika kita kehilangan waktu sekalipun hanya 1 jam saja. Produktif adalah salah satu hal yang harus kita miliki untuk bisa memaksimalkan waktu yang kita punya. Menjadi lebih produktif dari biasanya memang tidak mudah. Karena kita pasti merasa bahwa kita sudah menjadi produktif tapi belum mencapai hasil yang diharapkan. Untuk itu, perlu kita cari tahu hal – hal yang membuat kita jauh lebih produktif dari biasanya. Dan ini 18 trik untuk kamu yang ingin lebih produktif:

1. Buat peringkat prioritas kepentingan kamu, dan alokasikan waktu yang sesuai

Logo Beon-Prioritas to do list
Kita pasti memiliki banyak tugas untuk dikerjakan dalam satu harinya. Dan terkadang tugas – tugas itu masuk dalam jajaran prioritas yang harus kita kerjakan terlebih dahulu. Tapi tentu kita akan bingung saat kita hanya punya 8 – 9 jam setiap harinya dan harus mengalokasikan masing – masing waktu untuk menyelesaikan itu semua. Bisa – bisa yang namanya waktu istirahat itu tidak ada lagi. Tentu saja kita tidak menginginkan hal itu bukan?
Tuliskan setiap tugas yang kamu dapatkan dan harus kamu selesaikan. Atur setiap dari mereka dalam waktu  yang berbeda, tentu saja disesuaikan dengan target yang harus dicapai. Bisa harian, mingguan, bulanan, tahunan atau target jangka panjang karir kamu.
Lalu buat peringkat untuk setiap tugas dengan kepentingan relatif, artinya bisa kamu kesampingkan. Dalam skenario produktif kerja kamu, yang harus kamu lakukan adalah menghabiskan banyak waktu pada pekerjaan dengan prioritas tertinggi dan sedikit waktu untuk tugas yang lebih rendah peringkatnya.

2. Kamu harus tahu hasil yang kamu inginkan, dan segerakan untuk mencapainya

Logo Beon-Memahami tujuan
Jumlah jam kerja yang kamu miliki terkadang menjadi masalah ketika kamu dituntut untuk bisa memberikan hasil kerja yang terbaik. Jika kamu bisa membayangkan hasil terbaik yang akan kamu capai seperti apa, itu akan membantu kamu untuk bisa membuat rencana yang lebih efisien untuk mencapainya. Jika kamu bekerja sendiri atau secara individu, selalu pastikan bahwa kamu tetap berada di jalur rencana yang tepat. Dan jika kamu bekerja dengan orang lain, coba untuk mengkoordinasikan setiap tugas dengan lebih baik.

3. Paksa diri kamu untuk mengabaikan 80% email yang masuk di siang hari


Jumlah waktu yang kita curahkan dalam sebuah proyek kerja harus bisa bervariasi, tergantung dari seberapa pentingnya proyek tersebut. Ada saat dimana kita harus meninggalkan hal yang kurang penting untuk sekedar membuat waktu kita bisa digunakan dengan maksimal. Kita bahkan bisa mengabaikan setidaknya 80% dari email yang kita terima di siang hari. Produktivitas kita sudah pasti terpecah saat harus mengecek, membaca dan membalas berkali – kali email yang masuk. Atur waktu dimana kamu harus memperhatikan email yang masuk.

4. Sekalipun jadwal kamu padat, jangan isi setiap jam yang kamu punya dengan semua jadwal

Logo Beon-People busy
Kita tahu bahwa jadwal yang kita miliki bahkan jauh lebih padat dari yang kita bayangkan. Hampir setiap jam kita akan berkutat dengan target dan waktu penyelesaian tugas yang sebentar. Cobalah untuk tidak mengisi setiap jam dalam jadwal kita dengan jadwal yang tiba – tiba muncul atau tidak terduga. Ini akan memecah jadwal yang sudah kita buat dan atur sebelumnya. Pastikan untuk mengatur apa dan kapan tugas itu akan dikerjakan dan diselesaikan. Jangan mengisi semua waktu yang kamu miliki dengan hal – hal yang mendadak dan tanpa rencana.

5. Buat kamu yang akan melakukan perjalanan dinas, jangan lupa untuk membuat to do list selama perjalanan. Manfaatkan waktu sebaik mungkin

Tidak jarang kita akan dikirim ke luar kota atau luar negeri untuk melaksanakan tugas. Yang terpenting dari setiap perjalan dinas adalah tidak membuat waktu yang kita miliki terbuang sia – sia. Kita coba untuk membuat daftar atau to do list yang dapat membantu kita mengatur waktu di perjalanan. Kita juga harus tahu tujuan dari perjalan kita, sehingga kita bisa memastikan bahwa tidak ada waktu yang terbuang percuma sebelum kita menyelesaikan perjalanan itu.

6. Rapat itu untuk benar – benar bicara serius, jangan membicarakan hal yang tidak penting

meeting efektif
Kadang kita terjebak dalam rapat yang tidak produktif sama sekali. Hanya untuk mengisi keharusan mengadakan rapat setiap minggu atau bulan. Tanpa tahu apa dan harus bagaimana mengawali dan mengakhiri topik. Rapat sudah mengambil hampir 35% dari hari kerja kita. Jadi bisa dipastikan bahwa berapa banyak waktu yang terbuang untuk menyelesaikan tugas penting kita dan hanya menjalankan rapat yang belum tentu menghasilkan.
Cobalah untuk membatasi sebuah pertemuan baik dengan klien ataupun rekan kerja. Kita hanya harus mengadakan rapat saat memang penting dan mendesak, yang tidak dapat tergantikan dengan diskusi via email atau telepon. Kita bisa mengoptimalkan waktu dengan menggunakan video conference, docs, dan teknologi berbagi lainnya.

7. Hilangkan setiap penundaan dengan membuat tenggat waktu yang lebih

Logo Beon-Menunda pekerjaan
Jika atasan kamu memberikan waktu 2 minggu untuk menyelesaikan tugas, maka bisa dipastikan akan ada banyak penundaan yang kita buat. Karena terkadang kita merasa bisa dan mampu mengerjakan di waktu yang sedikit. Cobalah untukmembuat tenggat waktu yang lebih untuk setiap tugas dengan jangka waktu atau target yang panjang. Ini hanya memastikan bahwa kita menghindari penundaan dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan. Kerjakan tugas di awal waktu, selesaikan dengan baik dan waktu lebih akan kita miliki di akhir.

8. Coba deh untuk membaca kesimpulan terlebih dahulu saat mau membaca apapun


Untuk membaca bacaan apapun itu, kita juga harus tahu apa tujuannya. Tanyakan pada diri kamu sendiri, kenapa kamu ingin dan harus membaca itu? Itu akan membuat kita tahu apa yang ingin kita cari sebenarnya ketika membaca, baik itu berita, tips, saran atau informasi yang relevan dengan pekerjaan kamu. Bahkan kamu bisa membaca kesimpulan terlebih dahulu untuk mengetahui apa saja yang akan dibahas dalam bacaan tersebut. Sesuai atau tidak dengan yang kamu inginkan.

9. Gunakan kalimat yang ringkas, dan selalu koreksi setiap penulisan yang besar

Logo Beon-Write email
Keterampilan kita dalam menulis juga harus diperhatkan. Karena seperti saat kita menulis email dengan berbelit – belit, itu sama saja dengan mengambil tempat panggilan telepon. Ketika kita ingin menulis informasi yang panjang, cobalah untuk membuat ringkasannya terlebih dahulu. Agar pembaca bisa mengetahui garis besarnya terlebih dahulu.
Pastika untuk menggunakan bahasa yang efektif, seperti kalimat pendek dan hubungan yang jelas dengan klausa, dan selalu pastikan untuk mengoreksi terlebih dahulu lebih dari sekali.

10. Kunci agar menjadi pembicara hebat di depan umum adalah persiapan dan kesanggupan membuat penonton tertarik

Produktif bukan hanya berlaku untuk kita yang bekerja di depan meja kerja dan harus menyelesaikan tugas dalam 1 waktu. Tapi saat kita harus berbicara atau persentasi di depan banyak orang, kita juga harus produktif. Artinya menggunakan waktu yang dimiliki dengan baik sehingga segala informasi bisa tersampaikan dengan tepat. Kunci dari sebuah persentasi di depan umum adalah persiapan dan kesanggupan membuat penonton mendengarkan kita. Caranya?
  1. Kenali audiens kamu:  siapa mereka, mengapa mereka menghadiri dan apa yang mereka inginkan.
  2. Struktur pidato kamu: menulis garis besar dari persentasi kamu, dan pastikan argumen kamu tersampaikan dengan jelas.
  3. Berlatih pidato: berlatih akan membuat kamu nyaman dan tampil percaya diri ketika tiba waktunya.

 

13 Kepribadian ini Akan Membuat Kita Jauh dari Sukses

Semua orang pasti ingin menjadi sukses. Memiliki pemahaman dan arti sukses yang berbeda, membuat setiap orang memiliki cara yang berbeda pula. Setiap orang juga dikaruniai kemampuan untuk membentuk kepribadian menjadi seorang yang sukses di kemudian hari. Kepribadian memang suatu proses belajar manusia. Dibentuk oleh usaha dirinya dan juga pengaruh dari lingkungan yang diolah oleh kemampuannya. Sehingga setiap orang jelas memiliki kepribadian dan arti sukses yang berbeda – beda.

Tapi ada juga kepribadian yang membuat seseorang jauh dari kesuksesan yang ia inginkan. Apa saja itu?

1. Selalu menunda dan beralasan untuk menunggu saat yang tepat

Menunggu waktu yang tepat! Begitulah beberapa orang berkata ketika mereka terfikir untuk melakukan sesuatu tapi belum benar – benar ingin melakukannya. Sehingga penundaan selalu ia berikan dalam setiap aktivitasnya. Ia merasa bahwa akan ada waktu yang tepat untuk dirinya melakukan hal tersebut. Entah kapan, ia yakin bahwa ia akan melakukannya. Tapi itu tidak baik, karena menunggu waktu sama saja kita menghilangkan kesempatan untuk mencapai tujuan kita.

2. Merasa berhak untuk sukses tapi tidak memiliki gairah sama sekali

Setiap orang selalu berfikir untuk sukses, selalu merasa bahwa dirinya akan sukses. Tapi tidak semua orang memiliki gairah untuk mencapai sukses. Tidak semua dari mereka akan bersemangat dan terus bergairah untuk melakukan apa yang membuatnya akan sukses. Alasannya beragam, mulai dari penundaan, rasa kurang percaya diri dan juga terlalu yakin dengan kemampuannya, sehingga tanpa usaha ia yakin sudah bisa sukses.

3. Pesimis dan selalu berfikir negatif

Yang namanya orang sukses, selalu berfikir optimis. Mereka tidak pernah tidak yakin dengan kemampuan dan usaha yang ia lakukan. Selalu percaya bahwa dirinya bisa dan apa yang ia kerjakan akan memberikan hasil terbaik. Karena setiap orang sukses selalu mengimbangi antara mimpi, usaha dan juga doa. Dan bagi mereka yang selalu berfikir negatif atau pesimis, bisa jadi akan sangat sulit menjadi orang sukses.

4. Selalu menyibukkan diri dengan hal yang tidak selalu berguna

Orang sukses selalu tahu apa yang ia kerjakan dan apa yang memang harus ia kerjakan. Mereka sibuk karena memang bekerja dan menghasilkan sesuatu yang berguna. Mereka tidak akan membuang waktu untuk berlama – lama memainkan atau melakukan hal yang belum tentu berguna. Seperti bersosial media yang memakan waktu lama dan bisa jadi memakan waktu produktifnya dalam bekerja. Ia tahu bagaimana membagi waktu antara bekerja dan juga bersantai.

5. Percaya bahwa masalah akan hilang tanpa dicari solusinya

Masalah apapun diturunkan untuk dicari solusinya. Tidak ada sebuah masalah yang hilang dan selesai tanpa solusi. Semua membutuhkan solusi dan semua membutuhkan usaha. Mereka yang yakin bahwa masalah akan hilang tanpa usaha dan solusi bisa jadi bukan ciri orang yang akan sukses. Karena selain meremehkan, mereka juga terlihat tidak serius dalam menanggapi masalah yang ada.

6. Seorang pemimpi yang hanya memiliki ide besar

Bermimpi besar tentang kesuksesan diri memang baik. Memiliki cita – cita dan tujuan dalam hidup memang harus tertanam sejak diri. Tapi apa gunakanya ketika sebuah mimpi tidak diimbangi dengan usaha untuk mencapainya? Semua akan sia – sia. Seorang yang sukses akan berusaha belajar dan mencari cara untuk mencapai mimpi itu.

7. Tidak memiliki kepercayaan diri

Ini dia yang sulit untuk benar – benar ditanamkan. Tidak semua orang memiliki rasa percaya diri yang besar terhadap kemampuannya. Bahkan terkadang mereka cenderung akan down atau melemah ketika ada kesalah yang ia perbuat. Mereka bisa jadi tidak memiliki rasa percaya diri lagi. Dan itu buruk. Karena setiap orang sukses selalu memiliki rasa percaya diri yang besar. Mereka percaya dengan kemampuan yang ia miliki.

8. Tidak memiliki keberanian untuk melangkah jauh ke depan

Orang sukses adalah mereka yang tidak pernah puas dengan pencapaiannya saat ini. Mereka selalu berusaha mencari cara untuk mencapai hal yang lebih besar lagi. Dan orang sukses selalu berfikir jauh ke depan. Memiliki rencana besar untuk waktu yang cukup panjang. Dan mereka yang tidak memiliki keberanian untuk berfikir jauh ke depan, bisa dipastikan akan sulit mencapai sukses.

9. Menjadi terlalu perhitungan terhadap suatu hal yang akan terjadi

Ia selalu berfikir dan memperhitungkan apa yang ia fikirkan dan apa yang ingin ia lakukan. Mereka selalu berkutat dengan pemikiran besar yang dimilikinya tanpa mau pergi dan mewujudkannya.

10. Malas dan cenderung jauh dari motivasi dalam bentuk apapun

Ketika seorang ingin sukses, mereka akan mencari banyak cara untuk membantu mewujudkan impiannya. Salah satunya yaitu mencari motivasi dari berbagai sumber, terlebih ketika ia sedang terpuruk dan mulai melemah. Ia berusaha untuk mendapatkan motivasi dan menciptakan motivasinya sendiri. Tapi orang yang sulit sukses akan cenderung diam dan tidak bergerak jauh dari kondisinya saat ini.

11. Tidak tahu apa yang ingin dicapainya

Orang sukses itu selalu tahu apa yang ingin ia capai. Apa tujuannya melakukan sesuatu dan apa harapan kedepannya dengan hal yang ia lakukan. Dan bagi mereka yang sulit mencapai sukses cenderung tidak tahu apa yang sebenarnya ingin ia capai dan ingin ia lakukan. Mereka hanya mengikuti arus yang mengalir tanpa memiliki pendirian sendiri untuk sukses.

12. Berfikiran sempit dan tidak pernah membuka diri

Tidak ada orang sukses yang duduk diam dan menanti kesuksesan datang sendiri. Mereka selalu berusaha untuk mencari tahu apa dan bagaimana mengembangkan kemampuannya. Mencari masukan dan menerima kritikan. Mereka selalu berfikir luas dan tidak pernah menutup diri, dari perkembangan di lingkungan, dari kritikan dan saran, dan dari segala ilmu baru yang ia temui.

13. Selalu sibuk, tapi tidak pernah benar – benar produktif

Tidak semua orang sibuk itu produktif. Produktif sendiri bisa diartikan sebagai suatu kondisi dimana seseorang bisa mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dalam waktu yang telah ditentukan. Tapi orang yang terlihat sibuk belum tentu benar – benar produktif. Mereka bisa saja hanya menyibukkan diri tanpa tahu apa yang sebenarnya ia kerjakan dan ingin ia hasilkan. Dan mereka yang ingin benar – benar sukses selalu bisa membagi waktu untuk bisa bekerja dengan produktif.

Sumber:  mediabisnisonline.com


Minggu, 14 Desember 2014

Kata2 mutiara

Kata-kata Mutiara *
Senin, 15 Desember 2014

"Selama seseorang membayangkan bahwa ia tidak dapat melakukan ini atau itu, selama itu pula ia menentuka utk tidak akan melakukannya, dan sebagai akibatnya selama itu pula mustahillah baginya bahwa ia akan mengerjakannya." (Benedic Spinosa 1632-1677).


"Jika seorang pemimpin tahu bagaimana memasuki suatu urusan, makan ia harus tahu juga bgmn cara keluar dari urusan itu, sesempit apapun jalan keluar yg tersedia." (Amr bin Ash)


"Di dalam membagi waktu kerja sebaiknya harus ada waktu yg terluang meskipun untuk sekedar beristirahat melepas lelah, karena hati atau jiwa juga merasa lelah dan bosan seperti halnya tubuh atau raga." (Dr. Yusuf Al-Qordhowi)



Rabu, 10 Desember 2014

Kalender 2014


 



Jangan Pernah Tinggalkan Sholat

KHUTBAH JUM’AT PERTAMA

الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ، وَفَضَّلَهُ عَلَى كَثِيْرٍ مِمَّنْ خَلَقَ بِالْإِنْعَامِ وَالتَّكْرِيْمِ، فَإِنِ اسْتَقَامَ عَلى طَاعَةِ اللهِ اسْتَمَرَّ لَهُ هذَا التَّفْضِيْلُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيْمِ، وَإِلاَّ رُدَّ فِي الْهَوَانِ وَالْعَذَابِ الْأَلِيْمِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَهُوَ الْخَلاَّقُ الْعَلِيْمِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَهِدَ لَهُ رَبُّهُ بِقَوْلِهِ: {وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيْمِ} صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ سَارُوْا عَلَى النَّهْجِ القَوِيْمِ وَالصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا، أَمَّ بَعْدُ:
أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوْا اللهَ تَعَالىَ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ، وَإِنَّمَا يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
حَافِضُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلاَةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا للهِ قَانِتِينَ
Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’. (QS. Al-Baqarah: 238).
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala karunia, hidayah dan berjuta kenikmatan tak terhingga yang telah Dia anugerahkan kepada kita semua.
Salawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, beserta keluarga, sahabat, dan semua orang yang mengikutnya hingga hari kemudian.
Selanjutnya marilah kita meningkatkan takwa kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-benar takwa, yakni dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Kaum muslimin ‘azzakumullah
Di zaman yang semakin dekat dengan hari akhir ini, kita menyaksikan suatu fenomena memprihatinkan yang menimpa kaum muslimin, yaitu sebuah realita banyaknya orang yang mengaku beragama Islam namun tidak memahami hakikat agama Islam yang dianutnya, bahkan tingkah laku keseharian mereka sangatlah jauh dari nilai-nilai Islam itu sendiri.
Di antaranya adalah banyaknya kaum muslimin di masa sekarang yang mulai meremehkan dan menyia-nyiakan salat, bahkan tidak sedikit dari mereka yang berani meninggalkannya dengan sengaja dan terang-terangan. Padahal dalam Agama Islam, salat memiliki kedudukan yang tidak bisa ditandingi oleh ibadah lainnya. Keistimewaan tersebut tergambar dengan peristiwa isra’ dan mi’raj dimana Rasullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menerima wahyu perintah salat. Setelah beliau sampai di Sidratul Muntaha, Allah Subhanahu wa Ta’ala berbicara langsung kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Yang demikian itu menunjukkan bahwa betapa agung kedudukan ibadah salat dalam Islam, karena ia adalah tiang agama, di mana agama ini tidak akan tegak kecuali dengannya. Dalam suatu hadis sahih Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلَامُ وَعَمُوْدُهُ الصَلَاةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ
Pokok agama adalah Islam (berserah diri), tiangnya adalah salat, dan puncaknya adalah jihad di jalan Allah.” (HR. At-Tirmidzi no. 26160).
Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Salat adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan setelah ikhlas dan tauhid, sebagaimana Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
وَمَآ أُمِرُوْا إِلاَّ لِيَعْبُدُوْااللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَآءَ وَيُقِيْمُوْا الصَّلَوةَ وَيُؤْتُوْا االزَّكَوةَ وَذَلِكَ دِيْنُالْقَيِّمَةِ
Dan tidaklah mereka disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Dan sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam,
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوْا أَنْ لاَ إِله إِلاّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللَّه ، وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ، وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ، فَإِذَا فَعَلُوْا ذَلِكَ، عَصَمُوْا مِنِّيْ دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الْإِسْلاَمِ، وَحِسَابُهُمْ عَلَى الله.
Aku telah diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwasanya tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, kemudian mendirikan salat dan menunaikan zakat. Apabila mereka melakukan itu, maka mereka menjaaga darah dan harta mereka dariku kecuali dengan hak Islam, dan perhitungan mereka diserahkan kepada Allah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Salat juga merupakan amal pertama kali yang akan dihisab di Hari Kiamat kelak, seperti tersebut dalam hadis dari sahabat Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ.
Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari amal seorang hamba pada Hari Kiamat adalah salat. Apabila salatnya baik, maka ia telah berbahagia dan sukses, tetapi apabila salatnya jelek, maka ia telah celaka dan rugi.” (HR. At-Tirmidzi, no. 413)
Di samping itu, salat adalah wasiat terakhir Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya, sebagaimana telah diriwayatkan dari Ummu Salamah bahwasanya ia berkata,
كَانَ مِنْ آخِرِ وَصِيَّةِ رَسُوْلِ اللَّه الصَّلاَةَ الصَّلاَةَ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ.
Wasiat terakhir Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah ‘Kerjakanlah salat, Kerjakanlah salat, dan tunaikanlah kewajiban kalian terhadap budak-budak yang kalian miliki.” (HR. Ahmad, no. 25944)
Hadirin yang Dirahmati Allah
Inilah gambaran agungnya kedudukan ibadah salat dalam agama Islam yang kita anut. Alquran dan Sunah yang sahih memberikan ancaman keras bagi orang yang meninggalkan salat. Dalam surat Al-Mudatstsir ayat 42-43 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
مَاسَلَكَكُمْ فِي سَقَر. قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ
Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (Neraka)?” Mereka menjawab, “Kami dahulu (di dunia) tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat.”
Adapun di dalam Sunah disebutkan bahwa orang yang meninggalkan salat diancam akan dikumpulkan bersama Qarun, Firaun, Haman, dan Ubay bin Khalaf. Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوْرًا وَبُرْهَانًا وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُوْرٌ وَلاَ بُرْهَانٌ وَلاَ نَجَاةٌ، وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُوْنَ، وَفِرْعَوْنَ، وَهَامَانَ، وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ.
Barangsiapa yang menjaganya (salat fardhu) maka pada Hari Kiamat dia akan memperoleh cahaya, bukti nyata (yang akan membelanya), dan keselamatan. Dan barangsiapa yang tidak menjaganya, maka dia tidak memiliki cahaya, bukti nyata (yang akan membelanya), dan keselamatan, serta pada Hari Kiamat dia akan (dikumpulkan) bersama Qarun, Firaun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad, no. 6540,  Ad-Darimi, no. 2721, Sahih Ibnu Hibban, no. 1476. Syu’aib al-Arna’uth mengatakan ‘Isnadnya sahih.’ Didhaifkan oleh al-Albani di dalam Dhaif al-Jami no. 2851).
Jama’ah Jum’at hafizhakumullah
Lantas, apa hukum orang yang meninggalkan salat?
Seluruh ulama umat Islam sepakat bahwa orang yang meninggalkan salat karena mengingkari kewajibannya adalah kafir. Namun kemudian mereka berbeda pendapat tentang orang yang meninggalkan salat tanpa mengingkari kewajibannya. Di antara mereka ada yang berpendapat bahwa ia telah kafir dan keluar dari Islam. Sementara yang lain menyatakan bahwa hukumnya masih berada di bawah kesyirikan dan kekafiran.
Para ulama juga berbeda pendapat tentang hukuman yang layak bagi orang yang meninggalkan salat. Sebagian mereka berpendapat bahwa hukumannya adalah didera dan dipenjara, sedangkan yang lain mengatakan bahwa ia harus dibunuh sebagai hukum had baginya, bukan karena murtad.
Akan tetapi jamaah sekalian, terlepas dari perbedaan pendapat para ulama tentang hukum dan hukuman bagi orang yang meninggalkan salat dengan sengaja, hendaknya seorang muslim merasa takut apabila keislamannya diperdebatkan oleh para ulama dengan sebab meninggalkan salat. Meski seharusnya sudah cukup bagi kita untuk merasa takut jikalau meninggalkan salat dikarenakan ancaman yang begitu keras dari Allah Subhanahu wa Ta’ala maupun dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga Ibnu Qayyim berkata, “Orang yang meninggakan salat telah berbuat dosa besar daripada berzina, mencuri, dan minum khamar. Orang yang meninggalkan salat akan mendapatkan hukuman dan kemurkaan Allah di dunia dan di Akhirat.” (Kitab Ash-Shalah wa Hukmu Tarikiha, Hal. 9).
Salat adalah kebutuhan batin seorang hamba, layaknya makan dan minum sebagai kebutuhan lahirnya. Sehari saja manusia tidak makan, maka badannya akan terasa lemas dan tidak berdaya. Makan adalah hajat manusia dan penopang kesehatan badannya. Kebutuhan jasmani terhadap makanan harus dipenuhi, sebagaimana kesehatan rohani juga harus dipenuhi. Kebutuhan hati kita harus dipenuhi dengan banyak berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan di antaranya adalah dengna mengerjakan salat.
Hadirin rahimakumullah
Perhatikanlah orang-orang yang tidak salat! Hidupnya tidak mengalami ketenangan, meskipun secara lahiriyah hidupnya kaya raya dan mempunyai harta yang berlimpah, namun mereka sama sekali tidak mengalami ketenangan dan tidak juga kenyamanan. Berbeda dengan orang yang salat, ia merasa tenang dan bahagia. Melaksanakan salat dapat menenangkan hati, karena di dalam salat mengandung dzikrullah (mengingat Allah) dan itu mebawa kepada ketenangan batin, sebagaimana Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللهِ أَلاَبِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Jiwa orang yang melakukan salat akan mengalami ketenangan dan akan mendapatkan thuma’ninah dalam hidup. Berbeda dengan orang yang enggan salat. Hidupnya mengalami was-was, tidak tentang, ketakutan, dan selalu diganggu oleh setan.
Tunaikanlah salat karena ajal begitu dekat. Laksanakanlah perintah-Nya selagi amal masih dicatat. Segeralah bertaubat sebelum pintu-Nya tertutup rapat. Jadilah hamba yang taat demi meraih surga-Nya yang penuh dengan nikmat.

بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ


KHUTBAH JUM’AT KEDUA
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
Ma’asyiral muslimin a’azzanallah waiyyakum
Jika meninggalkan salat memang perkara yang boleh disepelekan atau ditolerir, niscaya orang yang sedang sakit tidak akan diperintahkan untuk mengerjakannya. Logika manakah yang membenarkan diperbolehkannya meninggalkan salat bagi orang yang sehat, sementara orang yang sakit saja diwajibkan untuk mengerjakannya? Ini menunjukkan bahwa orang yang meninggalkan salat cenderung menuruti hawa nafsunya, mengikuti keinginan syahwat, serta mengabaikan jalan yang lurus dan sesuai dengan logika akal manusia.
Bagaimana pun keadaan yang kita alami, maka salat wajib kita lakukan. Baik ketika sehat ataupun sedang sakit, dalam keadaan safar maupun bermukim. Salat wajib yang lima waktu harus tetap dikerjakan, bagaimana pun kondisi kita.
Oleh sebab itu hadirin sekalian, dalam khutbah yang singkat ini khatib ingin menasihati khatib pribadi dan jamaah sekalian janganlah sekali-kali kita meremehkan salat apalagi meninggalkannya. Jadilah kita termasuk hamba-hamba Alah yang selalu menjaga salat, karena kita tidak tahu berapa umur kita yang tersisa. Berapa pun panjangnya usia kita, namun kita meyakini bahwa kita pasti akan meninggalkan dunia yang fana ini. Dan setiap orang yang mengadakan perjalanan pasti membutuhkan bekal. Sementara perjalanan yang satu ini adalah perjalanan yang sangat panjang dan tidak akan kembali lagi. Barangsiapa yang dalam perjalanan tersebut tidak memiliki bekal, maka ia berarti telah menderita kerugian yang tak akan tergantikan dan tidak ada bandingannya. Bagaimana seseorang selalu lalai, sementara usianya berlalu bagaikan awan yang berarak di angkasa. Tiba-tiba saat ia dipanggil untuk memenuhi janji yang tidak dapat ditunda-tunda (kematian), maka ia pun kemudian mencari bekal, hanya saja yang ia dapati cuma tanah yang menghimpitnya, sementara ia tidak mendapatkan orang yang dapat menyelematkannya atau menolongya, wal’iyadzu billah.
Mudah-mudahan Allah memberikan kita petunjuk untuk melaksanakan salat yang lima waktu dan melaksanakan kebaikan sesuai dengan syariat. Mudah-mudahan Allah menjadikan hari-hari kita penuh dengan amal saleh yang akan membawa kita kepada kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan di akhirat. Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan hidayah pada segala urusan kita dan memberikan petunjuk kepada kita semua dalam menapaki jalan-Nya yang lurus, jalan orang-orang yang Allah berikan nikmat kepada mereka, jalan para nabi, orang-orang yang jujur, dan para syuhada, serta orang-orang yang saleh, bukan, jalan orang-orang tersesat.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ